Monday, August 28, 2006

BErdiri diatas memori..sebuah BOYLIT kepedihan



hidup di minggu yang penuh ketegangan..
semua terasa menekan kepalaku
Aku seakan dituntut mati oleh realita
Seperti ucapan guruku, "Di hari Senin kau harus bangkit walaupun terpejam!"
Aku memaksakan diri mandi di kamar mandi mungil kos kosan
berjejal dengan handuk dan cucian tetangga, yang tak tentu baunya.
Ingatan mulai merangkak naek ke otakku. Mungkin ruhku mulai memasuki badan dengan utuh..hingga aku ingat apa yang harus ku lakukan di hari senin awal minggu ini..
...mengurus kerusakan panggung yang tiba-tiba runtuh di pagelaran dangdut malam minggu...
Kemarin di hari Minggu surat panggilan dari kantor polisi tiba di rumahku...surat itu ditempel di pintu kos oleh ibu kos..surat yang sudah kuduga, namun tak ingin ku baca...ku merasa tahu apa yang harus dilakukan.
semua siang terlewati seperti sebuah prosedur protokoler pembuatan KTP
namun hari ini sungguh berbeda, semuanya kulakukan di kantor polisi..
males aku menceritakan detailnya..
semua seperti imajinasiku tentang buruknya kinerja kepolisian...penuh basabasibusuk...
akhirnya aku bisa pulang di sore hari...
...malam hari tak bisa dilewati dengan mimpi
...semua yang ada di pembaringan adalah jejak-jejak realita kemarin...
..saat acara berlangsung, tiba-tiba dinding panggung roboh ke belakang, menimpa rekanku Ariani hingga ia tak sadar, benturannya cukup keras, aku sangat kaget…
...aku tak bisa bergerak...
Selasa semua tidak bertambah baik..
Ariani..rekan seperjuangan, tergeletak sakit keras
Dia adalah salah satu teman wanita yang slalu satu pikiran denganku, dia adalah teman yang selalu membantu mewujudkan mimpi-mimpiku.
aku selalu dianggap pemimpi olehnya, coretan-coretan gambarku selalu dikomentari dengan pedas. Namun aku malah semangat. Dia selalu menggulung coretan gambar itu dan membawanya pulang dengan menggenggam gulungan gambar itu dengan erat.
aku selalu menanti apa yang bisa ia wujudkan di esok hari. Dia selalu membuat maket dari gambar-gambar awal coretanku, lalu dia sambil meledek berkata "Ni liat buatanku, semua cacat desainmu udah gue permak". Tak tau kenapa, aku kehilangan kata-kata itu hari ini..
..Tidur kulewati dengan gambaran keinginan yang tak terwujud
…semua berbau Andai..
..Andai aku menurutinya…
..Andai desain panggungnya menggunakan background kain, bukan rangka besi yang berat…
..Andai dia menyertaiku saat aku menonton dari depan…sehingga ia tak harus menungguku di belakang panggung…

Pagi-pagi di hari Rabu, aku harus berangkat ke Rumah Sakit Carolus
pagi yang aneh.. hujan rintik memberi rasa sejuk di badan, namun timbul waswas dihati..
haruskah bumi membasahi dirinya begitu dini?...rasa khawatir menggerogoti kesegaran pagi ini...
Tak ada waktu untukku meneruskan gambar-gambar baru di meja kecil kamar kosku. Dari hari Senin, semua berisi keletihan berpikir.
Berpikir kenapa semua kecelakaan itu bisa terjadi.
…Ku percepat langkahku menuju rumah sakit Carolus.
..di kamar 203, Ariani terbaring lemah..
..pagi itu tak ada yang menjaganya…Aku adalah orang yang pertama hadir di ruangan itu,
bahkan mungkin di lantai 2 itu
… terlalu sepi suasana ini..
Dia masih bersahabat dengan mimpi,
…lengannya terlihat sedikit membengkak, akibat luka jarum infus.
Kata dokter waktu itu, benturan keras di kepala menyebabkan pendarahan di otaknya
Berita waktu itu kudengar dengan suara yang terngiang-ngiang
..karena ketakutan menutup telingaku saat mendengar realita yang sangat menyakitkan…
Kini matanya masih terpejam,
Air mataku tak tertahan…
Aku menangis..
Ego lelakiku tak mampu menahan tangis ini…
Tak ada keluarganya di kota ini
Tak bisa kutandatangani surat operasi ini
Dia harus dioperasi besar hari ini…
Yang bisa kulakukan hanyalah menghubungi keluarganya di seberang pulau…
Yang tak tahu kapan bisa datang
“ Oh tuhan yang memegang ruh di ubun-ubun..
Tolonglah sahabatku..
Tolonglah cinta dalam cita-citaku..
Dia adalah kaki dari cita-citaku yang selalu berjalan..
Kejadian ini sungguh berat untukku..
Aku tak bisa bergerak..karena realita ini seperti sumur sempit”..
Dokter masuk kamar, dan menyuruh ku menunggu diluar..
Keputusan terakhir,
…dia harus dioperasi, pendarahan semakin parah
…dan disodorkan surat itu kepadaku,karena waktu sudah tidak memungkinkan.
.…dengan resiko terberat yang menimpaku, bila terjadi sesuatu yang fatal kepadanya…..

Tak terasa hari sudah sore..
Operasi berjalan lama….sangat lama….aku tertidur….
Sayup terdengar dokter mendekat padaku…mengatakan sesuatu terdengar mengiang…penglihatan serasa menguning…aku tak tahan
Tiba tiba semua gambar muncul di pandangan gelapku..
Aku serasa bangkit namun di alam mimpi…
Ariani tersenyum…namun suasana terlalu gelap…aku tak bisa membalas…
Waktu-waktu yang berlalu terasa berulang…mengisi hari Rabu
……..
….Tak kuat ku berkata…
…karena kulewati hari rabu bersamanya…
…mengapa hari hari harus bernama
…mengapa gelap harus memisahkan terang….
…mengapa bangkit harus menyela tidur…
…hari ini aku bangkit…
…bangkit diantara tidur panjang sahabatku……
…berdiri diantara tanah yang bernisan……
…tak ada air mata untuk hari ini…
…tak ada gambarku yang bisa dicela hari ini…
…Ariani berpulang..tanpa kesadaranku
…aku terlalu sibuk dengan memorinya….
..atau aku terlalu cinta pada memorinya....
.............Tuhan...jagalah dia...Tuhan...temani aku...
.

No comments: